Lama diem di kehidupan normalku, ada rasa kangen menapaki jalanan asing di antah berantah.
Trus gak tau kenapa jadi inget sebuah momen nyenengin di sepanjang jalur pantura, bagian pelosok gresik - lamongan - surabaya.
Kali itu sebetulnya bukan pertama kali aku ke surabaya.
Tapi, tiap perjalanan pasti punya sensasi yang beda.
Keluar dari stasiun pasar turi, aku plus 2 temenku, langsung cari angkot buat ke stasiun gubeng. Dan hap. Kita naik.
Jalanan masih sepi banget, gelap. Maklum ini masih sekitar jam 3 pagi. Dan gak heran, sepagi ini udaranya panas khas surabaya.
Aku memilih duduk di sebelah pintu masuk angkot yang waktu itu cuma isi 2 penumpang. Dua-duanya ibu-ibu yang udah gak muda lagi. Aku akhirnya ngajak ngobrol keduanya sekaligus nanya arah. Begitu denger mereka ngomong, hal pertama yang ada di pikiranku: logat mereka aneh didenger.
Bahasa yang dipake jawa timur tapi logatnya madura. Mungkin aku yang asing sama kombinasi bahasa jatim plus logat madura. Jadilah aku kurang bisa mencerna mereka itu ngomong apa.
Nasib dua temenku? Jangan ditanya, mereka sama sekali gak paham. Hahaha
Aku selalu suka hal-hal yang asing atau sama sekali baru buatku. Tempat, makanan, orang-orang, cuaca, bahkan bahasa. Rasanya menggebu-gebu ingin menjelajah. Dan aku sendiri ngrasa gak ada yang perlu ditakutkan untuk sesuatu yang baru.
Bahkan, meski ini angin yang sama yang berhembus di seluruh Indonesia, dengan kandungan yang sama, kerasa beda di seluruh inderaku dini hari itu di dalem angkot ke stasiun gubeng. Ini angin petualang. Dan aroma yang berembus itu aroma petualangan.
Seperti apa aroma petualangan di surabaya? Hahaha edan.
Aku lebay yak.
Ya balik lagi. Kangen. Kalo ada satu hal yang ada kaitannya sama perjalanan yang pernah dilakuin pasti di otak langsung keputer kenangan-kenangan yang masih ngebekas. Spesial.
Yang bisa dilakuin biasanya cuma merem nikmatin memori yang keputer, senyam-senyum sendiri sambil berdoa,
Ya Allah beri aku kesempatan menapakkan kakiku di seluruh daratan bumi-Mu yang luas ini :)
Amin
